15 June 2006

..langit biru besar nun jauh di sana alex shearer..

Buku ini merupakan sebuah terjemahan dari buku aslinya yang saya lupa judulnya. Namun ketika saya membaca buku ini, susunan kata-katanya cukup sulit untuk dimengerti, entah apakah dari sananya atau kesalahan penerjemah saja. Beberapa paragraf terpaksa saya lewatkan dengan agak bingung, karena saya tidak dapat menyimpulkan inti paragraf tersebut. Namun cerita yang cukup menyentuh lumayan mengobati pikiran saya yang bingung.Kisah diawali dengan suasana di sorga (menurut penulis) ketika orang-orang yang meninggal sedang mengantri untuk dimasukkan datanya oleh seorang petugas di balik komputer. Harry yang baru berusia 10 tahun, meninggal karena tertabrak truk ketika ia sedang bersepeda. Masalahnya adalah, bahwa ketika sebelum bersepeda, ia sedang bertengkar dengan Eggy, kakaknya, dan mengatakan bahwa Eggy akan menyesal jika Harry mati. Bahkan Eggy pun mengatakan bahwa ia akan senang dengan hal itu.

Akibatnya, Harry merasa bersalah dan berusaha kembali ke duni untuk meminta maaf kepada kakaknya. Di sorga, ia bertemu dengan seorang anak sebayanya yang telah mati sekitar 100 tahun yang lalu, namun masih di sorga untuk mencari ibunya yang kehilangan sebuah kancing bajunya. Akibatnya, ia tidak dapat pergi ke Langit Besar Nun Jauh di Sana untuk hidup tenang dan kembali melanjutkan petualangannya. Setelah mendengar cerita Harry, Arthur, nama anak itu membawa Harry kembali ke dunia untuk berdamai dengan keluarganya. Di dunia, Harry yang tembus pandang berusaha kembali ke sekolahnya untuk melihat seberapa besar rasa kehilangan teman-teman dan sahabatnya atas kematiannya. Meski ia telah diperingatkan Arthur untuk jangan terlalu berharap, Harry tetap merasa bahwa ia layak mendapatkan perhatian besar dan dukacita mendalam atas kematiannya. Namun ia menjadi kecewa, karena ternyata hidup berlanjut seperti biasa setelah kematiannya, dan hanya berbekas beberapa hari saja. Dengan kecewa ia berusaha melihat kegiatan-kegiatannya dahulu, yang kini telah berjalan seperti biasa tanpa kehadiran dirinya.

Sampai akhirnya ia melihat karya teman-temannya di kelasnya, yang menyatakan dukacita mereka atas kematian Harry. Ia merasa terharu, karena musuh terbesarnya selama hidup, yaitu Jelly, membuatkan ia sebuah surat, yang menyatakan ia menyesal atas perbuatannya kepada Harry selama ini. Ia juga menjadi penggagas ditanamnya sebuah pohon ek di pekarangan sekolah untuk mengenang Harry.Setelah itu ia kembali ke rumahnya, dan melihat bagaimana ayah dan ibuny, bahkan kakaknya Eggy masih terlihat terpukul akan kematiannya. Harry berusaha berbicara kepada mereka, namun mereka tidak dapat mendengarnya. Akhirnya ia masuk ke kamar Eggy, dan berusaha berbicara dan minta maaf padanya. Seketika, ia teringat akan Arthur yang dapat mengontrol mesin koin di sebuah bar ketika mereka baru turun dari sorga. Ia berusaha menggerakkan pensil yang dipegang kakaknya agar dapat berkomunikasi dengannya. Dan ia berhasil. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, ia minta maaf dan menyesal akan kata-katanya kepada Eggy ketika mereka sedang bertengkar. Eggy pun menyesal dan meminta maaf pada Harry.

Akhirnya, Harry telah kehabisan tenaga untuk menulis lagi, dan akhirnya ia harus pergi kembali ke sorga. Dengan sedih, ia pergi dari rumahnya dan kembali ke sorga. Namun ia bahagia, karena telah menyelesaikan urusannya yang tertunda dengan kakaknya, dan dapat pergi dengan tenang.

No comments: